1. Cacing dapat dijadikan sumber protein
Cacing dapat
dijadikan sumber makanan yang mengandung protein yang tinggi. Tapi mungkin kita
akan merasa jijik, jika kita membayangkan memakan cacing. Tetapi untuk
dibeberapa daerah, cacing sudah umum dijadikan bahan makanan. Spesies cacing
tersebut adalah cacing palolo (Eunice viridis) dan cacing wawo (lysidicea oele).
2. Planaria merupakan spesies cacing yang memiliki
kemampuan regenerasi paling tinggi
Planaria atau
cacing pipih umumnya hidup di perairan.
Cacing ini sangat unik, karena memiliki daya regenerasi yang sangat
tinggi. Cacing ini tidak akan mati jika tubuhnya terpotong atau dipotong,
tetapi potongan-potongan tubuh tersebut akan menjadi individu cacing yang baru.
3.
Sebagian besar jenis platyhelminthes hidup
sebagai parasit
Cacing jenis ini
sebagian besar spesiesnya merupakan parasit. Cacing jenis ini dapat menyebabkan
penyakit pada manusia, ternak, dan hewan peliharaan. Beberapa dari mereka dapat
menyerang organ-organ tubuh, dan sebagian besar hidup di dalam usus inangnya.
Tetapi tidak semua berbahaya bagi manusia, planaria merupakan jenis
platyhelminthes yang tidak berbahaya bagi manusia.
4. Cacing merupakan hewan hermafrodit
Meskipun ada jenis
cacing yang dapat dibedakan antara jantan dan betina, tetapi sebagian besar
cacing merupakan hewan herfrodit (memiliki dua kelamin). Meskipun hermafrodit,
cacing tidak dapat membuahi dirinya sendiri, perkembangbiakan dilakukan secara
silang.
5. Megascolides australis merupakan
spesies cacing dengan ukuran terbesar
Cacing
ini dikenal dengan nama umum Giant Gippsland Earthworm. Cacing ini ditemukan
pada tahun 1870-an. Cacing ini hidup di tanah dengan kedalaman sekitar 1 sampai dengan 1,5 m. Cacing ini dikatakan terbesar
bukan dari panjangnya, melainkan beratnya yang mencapai 200 g.
Referensi dan
gambar:
Tim
Penyusun. 2003. Biologi 1a SMA untuk
Kelas 1 Semester 1. Klaten: Intan Pariwara.
http://versesofuniverse.blogspot.co.id/2014/01/cacing-tanah-raksasa-gippsland.html
No comments:
Post a Comment