Tuesday, 3 November 2015

5 Cacing Parasit Penyebab Penyakit



Sebagian orang pasti akan merasa jijik ketika mendengar nama cacing. Namun tidak bisa dipungkiri bahwa cacing memiliki banyak manfaat. Cacing dapat dijadikan sumber protein, karena cacing memliki kandungan protein yang tinggi, selain itu kita tahu bahwa cacing dapat dijadikan obat tifus.


Namun tidak semua cacing memiliki manfaat, terdapat juga cacing yang dapat merugikan karena merupakan sumber penyakit. Berikut ini adalah jenis cacing yang dapat menyebabkan penyakit, baik pada hewan maupun manusia.



1.       Cacing gelang atau cacing ascaris lumbricoides






Cacing ini hidup sebagai parasit di dalam usus manusia. Cacing ini memiliki panjang  betina 20-40 cm dengan garis tengah 0.5 cm, jantan sekitar 10-15 cm.


Cacing ini umumnya menyerang anak-anak, dan menyebabkan penyakit ascariasis. Cara penularan cacing ini melalui mulut. Biasanya anak-anak senang bermain tanah, jika tanah tersebut terdapat telur cacing dan menempel pada tangan, telur tersebut dapat tertelan ketika si anak menelan makanan.


Ketika menetas, cacing tersebut dapat menembus dinding usus dan kemudian berpindah ke hati dan dari situ ke jantung dan paru-paru, dan mengakibatkan radang cabang tenggorokan. Selain itu cacing dewasa dapat menyebabkan perasaan mual dan muntah-muntah, berat badan berkurang, demam, gugup, dan mudah tersinggung.


Gumpalan cacing yang berada di usus pun dapat menyebabkan usus tersumbat. Cacing-cacing dewasa dapat berpindah melalui dinding-dinding usus dan menyebabkan radang selaput perut yang hebat. Cacing-cacing itu dapat masuk ke bagian lain dan menyebabkan radang umbai usus buntu, gangguan kandung empedu, dan penyakit hati.


Selain itu, cacing yang mati pun dapat menimbulkan masalah kesehatan seperti reaksi-reaksi keracunan, muka menjadi bengkak, hilang nafsu makan, dan gejala-gejala gangguan saraf yang hebat.






2.       Fasciola Hepatica (Cacing Hati)




Cacing ini pada dasarnya merupakan parasit pada hewan ternak. Cacing ini sering menyerang bagian hati pada hewan ternak dan menyebabkan penyakit fasciolasis. Cacing ini mempunyai bentuk segitiga, pipih, berwarna abu-abu kehijauan sampai kecoklatan dengan panjang tubuh cacing bisa mencapai sekitar 2-3 cm.

Hewan ternak dapat tertular jika memakan rumput yang mengandung larva cacing. Inang perantara cacing ini adalah siput. Telur cacing ini dapat keluar bersama kotoran hewan ternak. Ketika cacing menetas dia akan berubah menjadi larva dan akan menyerang siput. Di dalam siput larva berubah menjadi serkaria dan akan menembus tubuh siput untuk keluar. Setelah keluar serkaria akan menempel pada rumput dan membungkus diri dengan kista, kista ini dapat bertahan lama di rumput. Dan jika tertelan hewan ternak, maka hewan tersebut akan tertular.

Selain Fasciola hepatica, terdapat juga cacing hati lain yang merupakan parasit pada manusia yaitu, Clonorchis sinensis, dan inang perantaranya ikan dan siput.



3.       Cacing Tambang





Cacing tambang merupakan parasit pada manusia. Dia hidup sebagai parasit di dalam usus halus manusia. Cacing ini dapat menulari manusia melalui kulit pari-pori atau luka pada telapak kaki manusia.


Jika sudah masuk, cacing tersebut akan masuk kedalam pembuluh darah dan masuk ke paru-paru dan menyebabkan batuk-batuk, sakit kerongkongan dan dahaknya bercampur darah. Cacing yang telah dewasa akan diam di dalam usus halus dan akan menghisap darah.


Cacing tersebut dapat menyebabkan gejala seperti menceret, perut gembung dan rasa tidak enak, badan lemah , pucatm berat badan berkurang, kurang darah dan susah bernafas.


Jika jumlah cacing sudah sangat banyak, maka akan menimbulkan kaki akan membengkak, demikian juga tubuh, cairan akan betumpuk di dalam rongga perut. Pada gejala tersebut, biasanya penderita tidak akan bertahan hidup lebih lama lagi kecuali jika cacing tersebut dikeluarkan.




4.       Cacing Pita





Seperti pada namanya, caing ini memiliki bentuk pipih memanjang seperti pita. Ada 2 jenis cacing pita yang paling dikenal yaitu, Taenia solium dan taenia saginata. Penyakit yang ditimbulkan adalah Taeniasis.


Taenia solium merupakan jenis cacing pita yang terdapat pada babi. Cacing ini dapat mencapai panjang sekitar 3 m. Manusia bisa terkana cacing ini jika mengkonsumsi daging babi yang diproses atau dimasak tidak sempurna.


Taenia saginata merupakan cacing pita yang terdapat pada sapi. Sama seperti taenia solium, cacing ini bisa masuk kedalam tubuh manusia jika mengkonsumsi daging sapi yang dimasak tidak sempurna.


Cacing pita pada manusia dapat menyebabkan anemia, lubang anus gatal, mual, muntah, pusing, sakit kepala, nafsu makan meningkat, capat lapar namun tidak selera makan, diare, susah buang air besar, dan berat badan terus menurun.





5.       Wuchereria brancrofti (cacing filaria)





Kalian tahu penyakit kaki gajah? Ternyata cacing inilah penyebab penyakit tersebut. Cacing filaria memiliki ukuran kurang lebih 80 mm (betina) dan 40 mm (jantan), dengan diameter 0.3 mm.


Cacing ini ditularkan oleh nyamuk culex. Larva cacing akan masuk kedalam tubuh manusia melalui gigitan nyamuk yang terinfeksi cacing tersebut. Kemudian larva akan menuju pembuluh getah bening (limfa) dan menjadi dewasa.


Di dalam getah bening, cacing akan menghisap darah inangnya (manusia). Cacing dewasa yang telah mati akan menyebabkan penyakit kaki gajah. Hal ini bisa terjadi karena, cacing yang mati akan menyumbat pembuluh getah bening dan dapat menyebabkan pembengkakan di bagian tubuh bawah.




Referensi dan Sumber gambar:








Tim Penyusun. 2003. Biologi 1a SMA untuk Kelas 1 Semester 1. Klaten: Intan Pariwara.



No comments:

Post a Comment